Everlasting – Cinta Tak Akan Pernah Lupa

10268677_10152398783270489_8730423954695700669_nJudul: Everlasting
Penulis: Ayu Gabriel
Editor: Herlina P Dewi
Proofreader: Tikah Kumala
Desain Cover: Teguh Santosa
Layout Isi: Deeje
Tebal: 323 halaman
Harga: Rp 52.000
Penerbit: Stiletto Book

Blurb

Kayla, 22 tahun, jatuh cinta kepada Aidan. Setiap kali Aidan yang punya bokong seksi itu lewat di depannya, Kayla langsung belingsatan. Namun, Kayla tidak tahu bagaimana caranya menunjukkan perasaannya karena Aidan adalah bos di kantornya—usianya lebih tua 11 tahun. Ia hanya bisa mengamati dari jauh secara diam-diam sambil mencatat semua hal tentang Aidan di sebuah buku rahasia.

Dengan bantuan Saphira, sahabat baiknya, Kayla mulai berusaha mendapatkan cinta Aidan. Kayla pun mengubah dirinya menjadi seperti perempuan impian Aidan—mengubah potongan rambutnya, menato tubuhnya, sampai mengubah selera musiknya.

Ketika Kayla sedang berusaha merebut hati bosnya itu, Dylan, cinta pertama Kayla, tiba-tiba muncul. Kayla sebenarnya sudah lupa siapa Dylan karena dia pernah bersumpah untuk tidak mengingatnya lagi semenjak Dylan dan keluarganya pindah dari Jakarta, 10 tahun lalu. Keinginannya terkabul. Ia tidak ingat sama sekali tentang Dylan atau cinta mereka. Dylan pun memutuskan untuk mendapatkan kembali cinta Kayla yang ia yakini masih bersemayam di hati gadis itu kalau saja ia bisa mengingatnya.

***

Oke. Saat saya menuliskan review buku ini sekarang, buku ini masih belum beredar di toko buku. Masih masa PreOrder, sampe tanggal 15 besok 😆 Jadi, saya akan benar-benar berhati-hati agar postingan ini nggak jadi spoiler. *halah*

Alur Cerita

Cerita dimulai ketika, aku, Kayla Ilyas, perempuan berusia 22 tahun, sedang ngerumpiin Aidan, sang boss, dengan si pembaca. Hehehe… Yes, openingnya cukup nendang. Malah sangat nendang menurut saya.

Begitu tergila-gilanya pada Aidan, sampai-sampai si Kayla ini punya buku diary khusus buat menuliskan apa saja tentang Aidan. Dia bahkan juga mau “menyakiti” diri sendiri, mempermalukan diri sendiri, demi bisa bersama Aidan. Totally crazy for him. Hingga kemudian harus terpuruk menerima kenyataan yang ga sesuai dengan harapannya. Tapi ga akan jadi menarik kalo cuma berhenti di situ. Perkenalkan, Jessica. Perempuan matang nan seksi yang juga naksir Aidan. Dan siapakah yang dipilih Aidan akhirnya? Ada di tengah cerita yang berlanjut agak di akhir.

Tapi ternyata, jalan cerita ga melulu soal Kayla – Aidan – Jessica. Adalah Dylan, seorang cowok yang marriable banget, yang datang dari masa lalu Kayla. Dylan merupakan cinta pertama Kayla. Namun melalui sebuah peristiwa, Kayla seiring waktu melupakan Dylan dan semua memori tentang mereka. Hmmm, memang bisa ya ingatan diapus dengan cara seperti ini. Kalo emang bisa, AJARIN SAYA! Halah. 😆 Semacam ada tombol delete gitu kali di ubun-ubun. Could be useful, somehow, don’t you think? *lah, malah curcol*

Lanjut…

Dengan berbagai cara, Dylan dan keluarganya juga bersama keluarga Kayla, berusaha mengembalikan ingatan Kayla tentang masa kecilnya.

Akankah Kayla kembali mengingat kisah-kisah cinta pertamanya dengan Dylan? Akankah Dylan mampu kembali menumbuhkan cinta di hati Kayla? Lalu bagaimana dengan Aidan?

Ikuti kisah lengkapnya dalam sil… *nevermind* … beli aja besok kalo udah edar di tokbuk yak :mrgreen:

Review

Memegang buku ini untuk pertama kali, yang terlontar dari mulut saya adalah, “Wow… Tebel…”

Yep, dengan jumlah halaman yang 323 halaman itu, ini merupakan novel roman populer tertebal yang saya baca sampai dengan saat ini. Ketika saya buka-buka isinya, wow, font-nya kecil. 😆 Jadi, seandainya font-nya normal, buku ini pasti lebih tebel lagi 😯

Melihat covernya, ahhh, saya juga langsung jatuh cinta sama warna-warnanya. Matching banget. Saya inget, si penerbit pernah sounding cover buku ini di grupnya, meminta member grup untuk membantu memilihkan cover yang saat itu ada 3 alternatif desain. Saya ingat banget, saya nggak memilih cover yang ini. Tapi yang lain, yang lebih “sweet”. Menurut saya, saat itu, cover ini terlalu chicklit padahal ini novel roman. Tapi setelah jadi sampel, ternyata warna background yang tadinya cokelat sudah menjadi biru. WOW! Matching dengan suasana bulan sabitnya deh sekarang. Love the cover!

Begitu baca halaman pertama, saya sudah terkaget-kaget dengan gaya bercerita si penulis. Jarang banget saya menemukan gaya menulis seperti ini. Ringan, mengalir, lucu tapi cerdas dan sama sekali nggak maksa. Semakin ke belakang, saya makin suka. Ada joke-joke yang diselipin di sana sini, yang nggak pasaran, elegan dan intelek. Si penulis dengan cerdas mengolah kata dan cerita. Pokoknya ga sempet bosen deh, bacanya. Banyak konflik yang masuk, banyak peristiwa terjadi, tapi sampai akhir, tak ada yang hanya menjadi sampiran cerita. Semuanya berhubungan. Jika ada yang diubah atau dihilangkan, niscaya akan harus mengubah cerita yang lain juga. Saya juga jadi sempet ingat cerita si mbak editor, dia begitu kebingungan saat berusaha mengurangi jumlah halaman karena begitu tebalnya novel ini untuk ukuran novel roman populer. Yah tentunya karena novel tebal, pasti harga jualnya jatuh lebih mahal lah ya.. Logika yang sangat bisa diterima mengapa dia harus mengurangi jumlah halaman. Tapi ternyata ga bisa. Akhirnya diakalin deh dengan pakai font kecil.

Dan iya, buku ini saya selesaikan pada hari keempat. Lumayan, untuk ukuran novel populer setebel ini buat saya. Lumayan cepet maksudnya…

Tokoh

  1. Kayla Ilyas. Perempuan, 22 tahun. Tergila-gila pada bossnya, hingga mau melakukan apa pun demi cinta sang boss. She’s smart, she’s beautiful, she’s fun. Sayangnya ya gitu. Ah, cinta memang buta bukan? 😀
  2. Aidan. Sang boss. Laki-laki yang suka ngelaba, kalo menurut saya. Ngelaba bukan berarti dia selingkuh sana sini. Ngelaba, berarti ngambil keuntungan. Oportunis. Dia tahu dia menarik buat banyak perempuan, jadi dia PHPin semuanya. Ngerti banget senengnya punya fans. Beugh. Modus banget lah. Buat saya, he’s the real antagonic character. 😆
  3. Jessica. Rival Kayla dalam mendapatkan Aidan. Apa pun dilakukannya untuk bisa mengalahkan Kayla, demi Aidan. Di tengah, diceritakan juga sih kenapa dia sampai punya sifat kayak gitu. Hmmm, jadi jatuh simpati juga akhirnya. Ciyan.
  4. Dylan. Cowok 26 tahun. MARRIABLE BANGET!!!! Ganteng, kaya, arsitek, baik, cool. Banyak yang naksir, tapi cintanya cuma buat Kayla. Sepanjang cerita saya suka gemes-gemes gregetan sama Kayla. Kayyyy, masa ga ngerti juga siiiiihhh??? 😆 ahahahahahah, sinyal-sinyalnya Dylan itu udah jelas bangeeeeet. Tapi dasar ah, Kayla dodol. Hih! *jitak*
  5. Shapira dan Pras. Sepasang kekasih, sahabat Kayla dan Dylan. Semacam mak comblang juga kadang 😆 Pira dan Pras saling mencintai dengan cara mereka. Pira yang suka tantangan, dan Pras yang lurus-lurus aja. Di tengah cerita, ada juga sedikit konflik di seputaran sepasang kekasih ini. Untunglah mereka tetap bersama *ups! spoiler!* 😆

Quotes

Nah, kalo tentang quotes, ada satu quote, terletak di awal cerita yang bikin saya langsung mendelik dan ngakak.

“Di kalangan cowok, mungkin kebahagiaan identik dengan mengendarai mobil sport mewah, atau punya gadget keluaran terbaru atau mungkin ehem … penis sepanjang 17 cm?” (hal. 9)

GUBRAK!!! 😆 what an opening line hehehehe…

Aku jadi teringat sebuah pernyataan yang mengatakan, “Family is the source of your greatest joy, but also of your deepest pain.” Sekarang terbukti kebenarannya. Keluarga adalah akar dari segalanya. Bahkan menurut teori ibuku, Hitler menjadi manusia kejam seperti itu karena ibunya dulu tak cukup lama menyusuinya. (hal. 119 – 120)

“Gue cuma pengen lo ketemu sama orang yang bener-bener care sama lo dan bikin lo happy. Orang yang bisa nerima cinta lo. Bukan yang ngegantung lo kayak gini.” (hal. 205)

Aku memiliki cinta yang lain. Cinta yang tak aus dimakan waktu. Cinta yang tak menuntut syarat apa pun. Aku harus berada di antara orang-orang yang menyayangiku. Mereka bisa mengobati kepedihanku dan menjagaku agar tetap bertahan. (hal. 213)

“Aku rasa nggak perlu waktu selama itu untuk jatuh cinta. Aku jatuh cinta kepadanya bahkan sebelum aku menyadari kalau aku jatuh cinta. Aku selalu merasa ingin menghabiskan waktuku bersamanya. Aku merasa bahagia hanya dengan berada di dekatnya, melihatnya, menyentuhnya atau sekadar mendengar suaranya. Keberadaannya membuat hidupku jadi lebih berharga. Aku bangun setiap hari dan siap menghadapi  dunia karena aku tahu dia menjadi bagian di dalamnya.” ( hal. 246 – 247)

“Hidup memang penuh risiko, Kay. Masalahnya hanya berani nggak kita menghadapi risiko itu. Kalau memang berani, artinya kita juga harus mempersiapkan diri.” (hal. 254)

Aku memejamkan mata dan menempelkan telingaku di dada sebelah kirinya. Seandainya ia memang telah membuka hatinya, aku berharap bisa mendengar langsung dari hatinya. (hal. 284)

Entahlah. Ada banyak rasa teraduk manis dalam novel ini. Ada rasa hangat di hati ketika membaca bagian-bagian tertentu. It was like, gosh! Saya pengen merasakan jatuh cinta lagi, jadinya. #eh Ada geregetan yang bikin saya pengen berseru, “Arghh!”, ada juga scene yang harus membuat saya bilang, “Aaaww…”. Pun ada kalanya, saya terkekeh-kekeh geli karena joke-nya yang cerdas.

Semua tercampur manis.

Tiga setengah dari lima bintang.

5 Comments Add yours

  1. ruziana says:

    penasaran pengin baca ni mak ..TFS ya..#BWminggu

    Like

  2. irmasenja says:

    Hadeuuuhhh,…jadi penasaran pengen beli bukunya mak *_*
    pinjemmmm sinih :p

    Like

  3. Kania says:

    Belum pernah baca buku dr Stiletto nih..karena…jarang belanja buku hehe..kayanya patut jadi referensi nih mak:)

    Like

  4. Lidya says:

    banyak buku yang pengin dibaca tapi huhuhu ini susah bener nyeselasin bacanya

    Like

  5. Dan.. sampe sekarang belum dapet bukunya Ayu…
    Kudu lebi gigih nyarinya nih..

    Like

Komennya, Kakak ^^

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s