Judul: Lovefool
Penulis: Petronela Putri & R. Kurniadi
Penyunting: Adi Prasetya
Penata Letak: Puput Novitasari
Desain Cover: Sugeng DT
Proofreader: Tika Yuitaningrum
ISBN: 978-979-911-224-8
Penerbit: Media Pressindo
Blurb
Sephia hanya iseng saat mengabadikan momen perpisahan Mike dan Gabby. Ia tidak mengira Mike akan senekad itu demi mengenal dirinya. Sejak itu Sephia dan Mike melalui hari-hari mereka dengan kebersamaan, tanpa menyadari Gabby yang kembali dengan membawa dendam yang tersulut oleh api cemburu.
Konflik tiga hati yang semakin memanas ini akhirnya merenggut nyawa adik Gabby dan kakak Sephia. Lantas masih pantaskah mereka mempertahankan perasaan masing-masing atas dasar cinta?
Alur Cerita
Cerita diawali dengan adegan kejar-kejaran di stasiun, antara Mike, si tokoh utama cowok, dengan Gabby, pacarnya, yang berangkat ke Semarang. Dari situlah awal pertemuan dengan Sephia atau biasa disapa Pia, yang secara tak sengaja mengabadikan momen kejar-kejaran Mike dengan kereta Gabby.
Perkenalan pun berlanjut, dengan semakin dekatnya mereka. Belakangan terkuak bahwa Pia sebenarnya minggat dari rumah karena orangtuanya yang bercerai menyusul ayahnya yang selingkuh. Karena kemarahannya, Pia akhirnya memutuskan minggat ke Jakarta. Di Jakarta, Pia menggelandang, hingga nasib membawanya ke minimarket milik Zahra. Zahra ini cewek baik hati, anak pemilik minimarket, yang akhirnya menjadi sahabat pertama Pia di Jakarta.
Kedekatan Pia dengan Mike akhirnya membuat Gabby cemburu buta. Apalagi setelah dipergokinya Pia dan Mike tidur seranjang, meski sebenernya mereka juga nggak ngapa-ngapain. Gabby melakukan hal-hal gila untuk membuktikan cinta matinya pada Mike yang malah membuat Mike makin menjauh.
Sementara itu, Dimas yang akhirnya berhasil menghubungi Pia, adiknya, menyusul ke Jakarta. Tiba-tiba saja Gina muncul. Gina ini pacar Dimas tapi hubungan mereka memang memburuk. Ternyata Gina juga baru saja tiba di Jakarta saat itu dari Surabaya. Jadi apakah Gina dan Dimas ini sepesawat? π
Penolakan kasar Dimas terhadap Gina berbuntut panjang. Gina mati overdosis obat tidur, yang kemudian mayatnya dibakar oleh Gabby. Gabby menyalahkan Dimas akan kematian Gina ini, yang akhirnya membuatnya menculik dua kakak beradik itu.
Mike berusaha menyelamatkan Pia, dibantu oleh Ari adiknya. Berhasil ga ya? Baca sendiri π
Review
So, here is my review.
Novel ini baru mulai saya baca pas hari Sabtu pagi jelang siang, saat saya lagi nungguin jemput Anggit, dan bisa selesai pukul 20.00 Sabtu itu juga. Wow, cuma berapa jam ya berarti? Sekitar 9 jam, tapi diselingi ini itu deh hahahha… Congrats! Lovefool menjadi novel tercepat yang kubaca so far π
Saya kira, Petronela Putri, aka ‘mbem’ *lalu dislap dengan emot* dan juga rekan duetnya, R. Kurniadi, berhasil mengawinkan romance dengan thriller dalam novel ini. Di awal-awal saya membacanya hanya dengan muka datar, karena mengira ini hanya sekadar novel cicintaan remaja biasanya. Hingga saat Gabby menunjukkan ketidakwarasannya, adrenalin saya semakin terpacu, hingga saya nggak bisa berhenti baca π Keren banget deh scene-scene sadisnya π Cara Gabby membunuh Dimas juga saya kira cukup ‘cantik’, karena dilakukan in silent. Hanya tiba-tiba terlihat napas Dimas yang akhirnya menghilang.
Saya suka seloroh-seloroh lucu dan nakal yang ada di sepanjang novel, baik yang dilontarkan oleh Mike maupun Ari. Ohiya, karakter Ari cukup mencuri perhatian loh… Sayang nggak diexplore lagi ya π Saya suka Ari.
Mmm, berbicara mengenai karakter, hmmmm… ada banyak karakter yang tak tergali. Hmmm, bisa dibilang sih hampir semua karakter cuma tampak permukaan aja ya. Ngambang. Kecuali Gabby. Iya, menurut saya karakter Gabby emang paling kuat sih. Dari caranya bicara, dari pemilihan kata yang dipakai, ataupun dari gerak gerik yang tergambar, Gabby malah jadi tokoh utama π Meski tetap saja seharusnya bisa digali lebih dalam lagi.
Soal alur cerita, pas di tengah, saya akhirnya kehilangan daya ikat pada novel ini, selain karena penasaran soal Gabby. Semua adegan tergambar terlalu telling. Adegan yang seram pun, bisa saya baca dengan muka datar. Padahal dalam visualisasi saya di dalam kepala, adegan itu bisa sangat-sangat dramatis bahkan bisa dibandingkan dengan film Rumah Dara π Untuk menjadi dramatis kan nggak perlu sampai berdarah-darah kan? Semua tergantung pada deskripsi. IMO. Dan iya, di sini kurang banget. Klimaksnya menjadi tak berkesan karena terlalu telling ini. Kami, pembaca, nggak dibiarkan ikut merasakan sakitnya Pia, ya sakit fisik, ya sakit batin karena abangnya dibunuh di depan matanya. Semacam cuma dikasih tahu, “Eh, Abangnya Pia mati loh. Udah tahu belum?”, yang akhirnya cuma bisa dijawab dengan “Ohhh…”
Ah, if you know what I mean π Jadi nggak dibiarkan ikut bersimpati gitu atas kehilangannya Pia π
Mendekati ujung kisah juga akhirnya dataaaarrr banget. Tiba-tiba udah setahun kemudian. Mike dan Pia udah menikah, punya anak. Nah, lalu di sini, penulis memberikan satu kejutan lagi, ternyata ada pesan yang disampaikan pada mereka, Mike dan Pia, yang baru saja berbahagia karena kehadiran anak pertama mereka. Pesan dari siapa? Bisa nebak? π
Itu. Keren. Banget.
Hehehehe… Khas cerita thriller. I love it!!!
Yah jadi itu tadi deh catatannya. Terlalu telling, karakter kurang dalam, per adegannya terlalu datar. Oh, dan juga typo. π Dan, oh btw, saya kok nggak menemukan korelasi antara cover sama isi ya π Ada yang bisa menjelaskan? π
Btw lagi, foto bukunya pake yang itu dulu ya. Saya lagi males foto-foto dan juga belum beli paket data internet. Jadi ga bisa upload foto juga nanti. Ntar kalo udah ada, ya saya ganti deh foto bukunya XD
Rating
Saya punya dua setengah bintang dari lima bintang untuk novel ini π
pesan dari siapa mbak? gak ada clue nih π
LikeLike