Judul: Pintu Terlarang
Penulis: Sekar Ayu Asmara
Sampul: @LifeLake Pictures
ISBN: 978-979-22-8444
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Blurb
Gambir, pematung nomor wahid, mulai merasakan keganjilan-keganjilan dalam kehidupannya. Istrinya, Talyda, seakan mengombang-ambingkan pernikahan mereka dalam permainan yang penuh siasat dan tipu daya.
Kemasyuran yang mengikuti Gambir sebagai pematung ternyata berasal dari rahasia masa lalu. Penemuan sebuah pintu terlarang di dalam studionya membuat Gambir semakin yakin ada kekuatan gelap yang hendak menghancurkannya. Dan ia mulai mencurigai Talyda berada di balik semuanya.
Kehidupan Pusparanti, jurnalis majalah gaya hidup, berubah ketika ia bertugas menyelidiki korban kekerasan pada anak-anak. Apalagi ketika hubungan cintanya dengan Dion, duda beranak satu, mulai menunjukkan banyak kemiripan dengan liputannya.
Ketika mengetahui perselingkuhan Talyda, Gambir mulai merencanakan pembalasan. Sementara itu, akhirnya Dion memaksa Pusparanti mengambil keputusan terpenting dalam hidupnya.
Di saat itulah kehidupan Gambir dan Pusparanti mulai bersentuhan. Dan kebenaran-kebenaran yang selama ini terselubung lapisan semu mulai menampakkan kebenaran demi kebenaran.
Review
Baiklah. Buku ini sudah lama saya selesaikan. Tapi begitu shocknya saya, hingga saya speechless banget setelah membacanya π Sampai-sampai saya nggak tahu mau nulis apa untuk buku ini.
Tapi karena di Reading Challenge Monday Flashfiction ada guidance untuk menuliskan review dan cukup mudahlah yah, tinggal jawab pertanyaan-pertanyaan, maka saya mau review buku Pintu Terlarang ini untuk Reading Challenge tersebut π
1. Kesan yang kamu harapkan saat ingin membaca bukunya?
Saya mendengar tentang buku ini saat Mpok Isti dan Mbak Latree mendiskusikannya pada zaman keduanya masih menjabat admin di MFF. Haaaaa … lama bener. Iya lama ya π Waktu itu sih saya nyimak aja obrolan seru keduanya. Terus Mbak La sempet juga menuliskan review di blognya. Saya lupa tapi linknya. Sila diubek aja. Dari situ saya belum terlalu tertarik sih. Tapi lama-lama saya baca review orang-orang dan juga dengar teman lain berdiskusi tentang novel ini, saya lambat laun pengin juga baca. Ndilalah, ada di sebuah book fair. Jadi ya udah langsung samber. Makin excited waktu tahu genrenya thriller. So, saya mengharapkan waktu mau mulai baca, saya bisa menikmati suasana thriller yang mencekam di dalamnya.
2. Kesan yang kamu dapatkan setelah membaca bukunya?
Geez. Saya sudah sebutkan di atas tadi. Saya speechless begitu selesai membaca. Saya menyelesaikan novel ini cukup cepat, 3 hari aja. Iya, itu cepet banget buat saya. Bisa dibilang kalau saya bisa menyelesaikan buku dalam 3 hari, berarti saya nggak sambil baca buku yang lain, nggak sambil ngerjain yang lain-lain juga. Which means, semua energi dan minat tersedot seluruhnya untuk buku tersebut π
3. Intisari dari buku tersebut apa aja?
Ada 3 plot paralel dalam novel ini. Plot pertama berkisah tentang Gambir, sang pematung sukses, beristrikan seorang perempuan berkarakter kuat bernama Talyda. Keduanya saling membutuhkan sebenarnya. Tapi kesan yang ditampilkan, Gambir ini seorang pria yang takut istri. Tapi memang demikian adanya. Talyda memonopoli hampir sebagian besar hidup Gambir. Bahkan ternyata patung-patung Gambir yang sangat hidup dan laku hingga ratusan juta rupiah pun ternyata ada campur tangan Talyda di dalamnya. Saya sangat ingat, bahkan berkali-kali juga mengucapkan kalimat sakti milik Talyda dalam keseharian saking nancepnya. Kalimat itu adalah.
Perfection, perfection, and perfection. Tiga jurus mencapai kualitas hidup terbaik
Kalimat tersebut dipergunakan Talyda untuk mengungkapkan betapa perfeksionisnya dia. Di samping itu juga adegan Talyda dan Gambir selalu diawali dengan ungkapan yang serupa. Misalnya:
Kesempurnaan bukanlah ombak yang pasti menderu ke bibir pantai. Kesempurnaan tidak terjadi begitu saja. Kesempurnaan harus diupayakan.
Klausa-klausa serupa itu hampir selalu muncul di tiap potongan adegan. Menggunakan ungkapan repetitif kayak gini bisa berisiko membosankan kalau penulis nggak pinter-pinter memutuskan penggunaannya. Tapi yah … no komenlah buat Sekar Ayu Asmara.
Tak hanya Talyda yang punya kalimat sakti. Gambir pun punya. Kalimat saktinya adalah:
Perasaannya seakan meruah, mengisi seluruh sanubarinya. Ia begitu mencintainya. Ia sangat menyayanginya. Ia tidak akan pernah melukai perasaannya, apalagi hatinya. Ia tidak pernah luput bersyukur kepada Tuhan telah diberi jodoh perempuan sesempurna Talyda.
Kalimat-kalimat serupa mantra di atas sering kali muncul di setiap adegan ceritanya, hingga agak ‘mencurigakan’.
Tapi ada catatan nih. Setelah saya intip di Goodreads, ternyata banyak yang tak menangkap arti kalimat repetitive ini. Sebagian bilang, it’s boring π Jadi mereka nggak menangkap bahwa kalimat-kalimat tersebut diselipkan untuk membangun kecurigaan pembaca sebenernya. Jadi clue, karena toh yang mengulang-ulang kalimat tersebut adalah Gambir dan Talyda. Bukan Pusparanti, bukan Dion. π Kamu akan tahu maksud saya, kalau sudah baca novel ini π
Plot kedua yang dikisahkan juga sepotong-sepotong serupa flashback, adalah adegan-adegan child abusing. Kentara sekali bahwa ini merupakan adegan flashback masa lalu dari salah satu tokoh. Tapi apakah masa lalu Talyda, Gambir atau Pusparanti? Atau malah Dion? Entahlah. Jawabannya ada di akhir cerita π
Plot ketiga tentang Pusparanti, seorang jurnalis yang sedang melakukan riset untuk artikelnya mengenai seorang korban child abuse. Pusparanti ini sedang menjalin hubungan dengan Dion, seorang fotografer. Saya merasa sudah agak aneh dengan karakter Dion ini. Dan ternyata dugaan benar. Ada yang aneh memang sama Dion.
Ketiga plot paralel di atas akhirnya menyatu di akhir cerita. And you know what, ternyata semua bermuara ke Pintu Terlarang. Dan twist endingnya … Nganu. Ya, pokoknya novel ini full dengan twist. Apalagi saat mendekati akhir. Pembaca seperti tak diberi kesempatan buat napas. Serangan twistnya berlapis-lapis.
4. Tokoh-tokoh yang ditonjolkan dalam buku tersebut siapa saja dan menurut kamu, karakter mereka bagaimana?
Ada Gambir, si perupa patung. Talented. Tapi sayang, seperti tak punya karakter diri sendiri. Semua-mua serba diatur Talyda. Kakak yang baik dan penyayang.
Talyda, istri Gambir. Perempuan yang dominan. Sukses sebagai seorang perempuan karier, berkarier bagus dengan memimpin perusahaan periklanan. Menantu kesayangan ibu Gambir. Perfeksionis abis hingga sampai tahap mengerikan. Meski dia punya segalanya, tapi dia tetep merasa insecure dalam dirinya. Perempuan yang suka ‘main-main’ di luar sana, tapi cintanya tetap hanya pada Gambir. Talyda memegang hampir seluruh rahasia hidup Gambir. Termasuk rahasia-rahasia patung yang sudah dibuat Gambir.
Menik Sasongko, ibu Gambir. Perempuan lembut, ayu tapi bermulut tajam. Hanya bisa ditaklukkan oleh Talyda. Tiga anaknya bahkan tak berani menatap wajahnya. Kalau ngomong lembut tapi menusuk.
Pusparanti, si jurnalis. Merasa prihatin akan kondisi si korban child abuse, hingga akhirnya merasa terlibat secara emosional dengan si korban. Sempat berang saat dinilai terlalu personal dan melibatkan perasaan dalam riset oleh pimpinan redaksinya.
Dion, fotografer. Pacar Pusparanti. Duda anak satu bernama Edo. Dan ternyata ada rahasia juga antara Dion dan Edo yang membuat hati Pusparanti patah pada akhirnya.
Lalu ada Bapak dan Ibu si pelaku child abuse. Juga ada Profesor Roekmantoro, seorang dokter jiwa, yang memegang kunci terbukanya rahasia-rahasia.
5. Kamu βgregetβ nggak sama edning-nya? Apa sesuai dengan harapanmu?
Seperti yang udah saya sebutin di atas. Endingnya gila! Udah gitu aja π
6. Apa manfaat yang kamu peroleh setelah membaca buku tersebut?Β
Saat saya membaca jenis cerita seperti ini di cerita pendek atau flashfiction, mungkin saya akan sudah siap dengan twist cerita. Tapi kalau di sebuah novel, saya musti bilang ‘wow!’. Agak tak lazim sebuah novel punya twist ending, malah jujur, saya jarang sekali menemukan novel dengan twist ending semenendang begini. Saya salut dengan ketahanan penulis untuk ‘menyembunyikan’ pilinannya, dan bisa banget gitu dikeluarin di saat yang tepat. Setelah baca buku ini, saya juga jadi pengin bikin novel thriller. #eh Itu namanya ga tahu diri ya π
7. Kalau kamu ditakdirkan bertemu langsung dengan penulisnya, apa yang kamu ingin sampaikan padanya berkaitan dengan bukunya yang telah kamu baca?
Mmm, nggak tahu deh, bakalan ngapain π Mungkin saya nanya aja, dari mana beliau mendapat inspirasi. Dan bagaimana caranya menjalin cerita semacam ini dan bertahan ‘menyembunyikan’ twist hingga endingnya, tanpa membuat pembaca bosan π
8. Berapa rating-mu untuk buku-nya?
I have to give all my 5 stars for this book!
Ditulis untuk Monday Flashfiction Reading Challenge
Day 20 #NulisRandom2015
Bikin penasaran euy. Aku nggak pernah tahu ada bukunya, cuma tahu ada filmnya, yang juga belum pernah kutonton. So… semoga nanti ketemu bukunya. π
LikeLike
Dan semoga kamu nanti juga menyukainya π
LikeLike
penasaran dot com
LikeLike
penasaran bgt pngen baca bukunya…
LikeLike