Judul: Play and Learn
Penulis: dr. Meta Hanindita, Sp. A
Editor: Herlina P Dewi
Proof Reader: Weka Swasti
Desain Cover: Teguh Santosa
Layout Isi: Sindy Fatika
Foto Isi: Carol Kuntjoro
Tebal: 196 halaman
ISBN: 978-602-7572-3903
Penerbit: Stiletto Book
Blurb
Mengajak anak bermain (walaupun itu permainan yang sederhana sekalipun) dapat membantu tumbuh kembangnya. Dengan bermain, anak dapat melatih emosi, sosialisasi, motorik, bahkan kognitifnya.
Di buku ini, penulis membagi pengalaman selama mendampingi pertumbuhan dan perkembangan anaknya, sejak masih di kandungan sampai berusia 4 tahun. Buku ini terbagi dalam 4 chapter, yaitu:
– Play and learn to be happy
– Play and learn to be adorable
– Play and learn to be smart
– Play and learn to be independent
Setiap chapter disajikan dalam dua bagian:
(1) Pemaparan info-info dalam bentuk sharing pengalaman penulis sebagai seorang ibu sekaligus dokter anak,
(2) Ide-ide kreatif yang bisa menstimulasi tumbuh kembang anak melalui aneka permainan, lengkap dengan foto-foto full color.
Let’s play and learn by reading this book, Mom!
——
“Totally enjoyed reading this book! Senang sekali ada buku ini yang penuh informasi bagaimana berinteraksi dan bermain dengan anak. Mulai dari masih di kandungan sampai tumbuh kembang. Favorit saya: ide-ide kreatif yang bisa dilakukan bersama anak supaya orangtua dan anak tidak sibuk dengan dunia (baca: gadget) masing-masing.” – Sarah Sechan, ibu dari Rajata
Review
Motherhood is all about choices you make everyday. What to do, how to do, when to do all the right things for your kids. It’s the time when you put someone else’s needs ahead of your own. (hal. 5)
Orangtua mana sih yang nggak pengin anak-anaknya tak berkembang optimal? Biasanya sih orangtua (waras) mana pun akan mengusahakan semua yang dia bisa agar anak-anaknya pintar. Termasuk membelikan semua kebutuhannya, seperti makanan bergizi, pakaian mahal, dan mainan mewah. Tapi benarkah itu semua yang dibutuhkan oleh anak-anak kita untuk bisa berkembang dengan semestinya?
Banyak orangtua sudah menyodorkan gadget untuk dimainkan oleh anak-anak yang bahkan masih balita. Well, teknologi speaks indeed, huh? Siapa yang nggak kenal teknologi bakalan ketinggalan zaman banget. Itu sih saya setuju. Tapi, kalau anak-anak hanya main gadget all the time? Hmmmm …
Anak yang menghabiskan waktu bermain dengan menggunakan gadget, tidak terlatih fisiknya secara aktif, dan terbukti kurang memiliki daya imajinasi dibanding mereka yang bermain tanpa gadget. (hal 9)
Sebenarnya ada beberapa jenis permainan untuk anak-anak yang dibagi berdasarkan manfaatnya, yaitu social play, physical play, constructive play dan fantasy play. Dalam buku Play and Learn ini dijelaskan secara rinci dan runut apa manfaat dari masing-masing jenis permainan tersebut.
Bagian pertama, kita akan diajak untuk “Play and Learn to be Happy”. Siapa yang nggak ingin anaknya bahagia? Apa yang anak butuhkan untuk menjadi bahagia?
Para ahli tumbuh kembang mengatakan bahwa kebahagiaan bukanlah sesuatu yang kita berikan pada anak, melainkan sesuatu yang kita ajarkan. It’s not what we gave but we taught.
dr. Meta menunjukkan bahwa anak perlu dikenalkan dengan berbagai perasaan: bahagia, marah, sedih, takut dan lain-lain agar kemudian mereka bisa mengelola emosinya sehingga anak bisa memilah hal apa yang membuatnya bahagia dan tidak. dr. Meta juga menjelaskan banyak mengenai temper tantrum; apa itu temper tantrum, pada usia berapa anak mengalaminya, mengapa, dan bagaimana cara mengatasinya. Hal berikutnya yang dapat menstimulasi kebahagiaan seorang anak adalah saat orangtuanya memahami apa minatnya. Ya iya sih, anak mana sih yang nggak bangga dan nggak semangat kalau orangtuanya men-support hobinya dan kemudian memberikan keleluasaan untuk mengembangkan minat ini? Lalu bagaimana kita bisa mengenali minat anak? Memangnya sudah kelihatan sejak umur 2 tahun? Bisa kok kita deteksi. How?
Passion is not what you’re good at, but it’s what you enjoy the most. It’s not your ambition nor your profession. It’s the energy that comes from bringing more you into at you do. Passion makes you live life to the fullest. It’s what makes you happy. (hal. 30)
Bagian kedua, kita akan melakukan “Play and Learn to be Adorable”. Dalam bab ini, dr. Meta menekankan bahwa knowledge is power but character is more.
Pengetahuan memang penting, tapi karakter jauh lebih penting. Tugas kita sebagai orangtualah untuk membentuk karakter yang baik untuk anak kita. (hal. 47)
Dr. Meta menulis dalam buku ini, “Apalah artinya anak pintar matematika, fasih 7 bahasa, hafal Al Quran, juara kelas terus, tetapi berberat hati memberikan kursinya di kereta kepada ibu hamil hanya karena alasan yang sangat sepele, malas berdiri? Atau hobi menyerobort saat mengantre? Atau memarkirkan kendaraan di tempat parkir untuk difabel? Bahkan gemar mengumpat atau membuang sampah sembarangan? Apalah artinya anak kita jago balet, pintar menari, tapi gengsi minta maaf saat salah, segan mengucapkan terima kasih dan sulit bilang “tolong”?”
Selain itu, dalam buku ini juga dibahas mengenai pentingnya menanamkan disiplin pada anak. Tak perlu jauh-jauh dengan mendidik ala militer. Cukup dengan disiplin waktu tidur saja contohnya. Nah, di bagian ini saya agak bernapas lega. Beberapa kali sih saya galau karena kalau ditanya waktu tidur anak-anak saya selalu jawab pukul 19.00. “Wah, kok sore banget udah tidur?” Well, kebiasaan itu memang sudah saya tanamkan sejak bayi, hingga sekarang ngantuk nggak ngantuk mereka akan masuk kamar pukul 19.00. Dan memang sejak lahir, juarang banget saya ngalamin yang namanya drama sebelum tidur, main dulu di tempat tidur, tiba-tiba melek malam-malam. Hampir nggak pernah, kalaupun ada itu biasanya karena badan anak-anak lagi nggak enak. Glad that I know I’m doing the right thing 😀 Semoga anak-anak terbiasa pola hidup disiplin ini hingga besar nanti.
Bagian ketiga adalah “Play and Learn to be Smart”. Untuk menjadi cerdas, anak perlu mengonsumsi brain foods. Dan bukannya dimulai saat dia mulai makan MPASI, tapi bahkan sejak dari kandungan. dr. Meta menyebutkan kandungan gizi macam apa saja yang perlu kita konsumsi saat hamil, kemudian kandungan gizi apa saja yang harus ada saat kita menyiapkan makanan untuk si 6 bulan, MPASI, hingga toddler.
Sampai saat ini, banyak orang menganggap anak cerdas adalah mereka yang mempunyai ranking 1 di kelas. Sebenarnya, apa sih arti kecerdasan itu sendiri?
Kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah dari berbagai sudut pandang.
Kecerdasan tidak didominasi oleh satu kemampuan spesifik, tapi bisa dibagi menjadi beberapa macam: kecerdasan musik, visual-spasial, verbal-linguistik, logika-matematika, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, naturalistik, spiritual dan eksistensial. Nah, dalam buku ini dijelaskan secara rinci dan runut mengenai masing-masing kecerdasan tersebut. Membaca, adalah salah satu cara untuk menstimulasi kecerdasan anak. So, sudah siap untuk membaca buku belum? 🙂
Bagian keempat adalah “Play and Learn to be Independent”. Yep, kemandirian adalah hal penting yang harus diajarkan sejak dini. Toilet training, weaning, mengikuti berbagai perlombaan, adalah beberapa cara agar anak bisa lebih mandiri.
Buku ini diakhiri dengan sajian berbagai bentuk permainan edukatif berupa crafting yang dapat melatih motorik halus, motorik kasar, melatih kesabaran, melatih kemandirian, melatih logika, hingga mengenalkan warna. Pokoknya lengkap banget deh.
Overall
Ini buku yang sangat baik dibaca oleh para orangtua cerdas dan kreatif yang juga menginginkan anak dengan perkembangan optimal hingga menjadi anak yang juga cerdas dan kreatif. Gaya bahasanya santai, seperti buku dr. Meta sebelumnya yaitu Don’t Worry to be a Mommy, selayaknya kita lagi mendengar sahabat kita lagi cerita.
Rating
Saya punya empat dari lima bintang untuk buku ini 🙂