19 Jurus Mabuk Penulis Sukstres

19 Jurus Mabuk Penulis SukstresJudul: 19 Jurus Mabuk Penulis Sukstres
Penulis: Andhika Wandana, Ari Keling, Ceko Spy, Eva Sri Rahayu dkk
Editor: Monica Anggen dan Eva Sri Rahayu
Proofreader: Tim Universal Nikko
Penata Letak Cover dan Isi: Fuan Fauzi
Desainer Cover: Zamal Martian
Tebal: 285 halaman
ISBN: 978-602-9458-21-3
Penerbit: Universal Nikko

Blurb

Mau jadi penulis tapi bingung mulai dari mana? Belum menulis sudah pusing duluan. Sudah menulis tapi tata caranya tak beraturan.

Tetapi seribu alasan yang bisa meruntuhkan impianmu menjadi penulis akan terpatahkan dengan mudah sekarang. Buku 19 Jurus Menulis Penulis Sukstres–alias sukses tanpa stres–akan menjawab tuntas semua pertanyaanmu.

19 Jurus Menulis Penulis Sukstres memuat jurus menulis beragam genre, fiksi maupun nonfiksi, sehingga kamu mempelajari semua jenis tulisan hanya dalam satu buku.

Jadi, jika kamu ingin menjadi penulis serba bisa, buku inilah jawabannya!

Review

Saya mendapatkan buku ini dari buntelan Blogger Buku Indonesia. Belum sebulan kan ya ini? 😆 Maaf ya, Teh Eva, baru sempat nulis reviewnya sekarang, padahal udah lama juga selesai bacanya. Havft. Sini tiyum dulu 😆

So, saat memegang buku ini untuk pertama kalinya dan menilai dari kovernya (yang agak jarang saya lakukan), saya nyengir sendiri. Judulnya barangkali terinspirasi oleh nasihat dari Ernest Hemingway di atas, karena ada kata “mabuk” di situ 😆 Tapi, jujur, saya baru tahu kalau maksud dari ‘sukstres’ itu adalah ‘sukses tanpa stres’ setelah baca blurb 😆 Tadinya saya kira, tips menjadi penulis sukses stres 😆 hahahaha. Malah jadi takut deh 😛 Karena rada ambigu ya. Lalu saya ingat sama buku Twiries-ya Teh Eva. So, saya menyimpulkan, barangkali gaya isinya juga kurang lebih sama. Lalu saya pun mulai baca.

Hmmm, jadi dari mana dulu nih? Dari plus apa minus? Hahaha. Nggak sih. Saya cuma cerita pengalaman saya baca aja.

Buku ini berisi tips, trik dan jurus menulis dari berbagai genre dan gaya, ditulis oleh tak kurang dari 19 penulis yang masing-masing sudah bisa dibilang sukses menerbitkan buku. Berisi, terutamanya, how to memulai karir sebagai penulis, buku ini terbagi atas 3 bagian besar, yaitu fiksi, nonfiksi, dan tips dan trik.

Bagian fiksi sendiri dibuka oleh Ari Keling dengan Jurus Menulis Novel Romance. Kemudian disusul dengan Jurus Menulis Teenlit Berisi, Jurus Menulis Horor Mistis, Jurus Rahasia Menulis Komedi, Jurus Menulis Horor Komedi, Jurus Dasar Menulis Novel, Jurus Menulis Fans Fiction yang Sexy, Jurus Menulis FlashFiction, dan Jurus Menulis Puisi Tanpa Teori.

Bagian kedua adalah nonfiksi, dibuka oleh Teh Eva dengan Jurus Menulis Personal Literature (of couuuurse, Teh Eva cukup sukses di sini ya 😀 ), Jurus Menulis Memoar, Jurus Menulis Go Blog yang Cerdas, Jurus Menulis NonFiksi yang Dilirik Penerbit, serta Jurus Menggali Ide Menulis Buku Motivasi dari Kehidupan Sehari-hari.

Sedangkan bagian terakhir adalah Tips dan Trik, terdiri atas Jurus Memilih Judul Tulisan, Jurus Mudah Tembus Media, Jurus Manis Menang Lomba Menulis, Jurus Menghadang Seribu Alasan Gagal Menulis dan diakhiri dengan sebuah bab bonus yaitu Jurus Para Leluhur Iklan: Membuat Iklan Televisi oleh Mayoko Aiko.

Kalau dilihat dari berbagai bab yang ada, pasti kita lantas bisa menebak deh. Ini adalah buku jenis one-stop-learning tentang menulis. Dari mulai menulis romance yang jadi primadona industri buku Indonesia, hingga membuat script TV commercial. Dari nulis novel sampai nulis blog. Hwow! Lengkap? Iya, lengkap banget.

Saya suka cara masing-masing penulis mengemukakan tip dan bahasan mengenai genrenya yang nyantai tapi serius. Bikin orang-orang yang lagi pengin belajar,  jadi nggak takut duluan untuk mencoba berbagai genre sebelum memutuskan genre mana yang ingin lebih didalami.

Ini adalah buku yang cocok banget buat kamu yang masih galau, pengin jadi penulis tapi penulis apa yang sesuai dengan karakter kamu. Juga buat kamu yang pengin dapat gambaran, gimana sih sebenarnya ‘kerjaan’nya penulis-penulis genre ini? Yep, bukankah seorang dokter sebelum mengambil spesialisasi, harus menjadi dokter umum dulu? Mempelajari berbagai hal dulu, baru kemudian bisa memutuskan pengin spesialisasi apa? Begitu pun penulis.

Namun, setelah kita sudah memutuskan genre mana yang kita pilih, sebaiknya sih mencari referensi lain yang membahas khusus genre yang kita pilih tersebut dengan lebih mendalam. Karena ya itu tadi, konsep buku one-stop-learning begini membuat masing-masing pembahasan jurus menulisnya menjadi kurang mendalam.

Kalau tujuan buku ini adalah mencetak penulis serba bisa seperti yang disebutkan di blurb, saya kira agak susah ya. Bagaimanapun, yang fokus tetap akan lebih ‘menang’. Saya ngalamin sendiri soalnya 😆 Banyak hal yang pengin saya cobain, dan akhirnya saya nggak bisa fokus. Semua-mua pengin saya kerjakan, dan nggak ada yang perfect 😆 *curcol, Mak?*

Jadi ya, itu tadi. Buku ini direkomendasikan buat yang masih galau, lalu kalau pengin lanjut, carilah referensi lain yang lebih fokus bahasannya 🙂 Kalau buat saya sih, rasanya jadi kurang praktis ya. Tapi ya, orang kan beda-beda 😆 Hihihi.

Rating

Tiga bintang 🙂

5 Comments Add yours

  1. Waaa… Makasiiih ya review-nya, Mbak Ra *peluk cium*

    Like

  2. Ari Keling says:

    Terima kasih.

    Like

  3. dani says:

    Pas pertama kali baca tentang buku ini dari Twitter Teh Eva dan sekarang makin penasaraannnnn…..

    Like

  4. Rahma says:

    Bukunya udah ada di gramed belum ya ?

    Like

    1. RedCarra says:

      Mungkin nanti pertengahan – akhir Januari baru masuk Gramedia 🙂 DItunggu ya.

      Like

Komennya, Kakak ^^