Judul: Antosianin
Penulis: Putri Sarah Olivia
Editor: Nickyta Pramudia dan Yuki Anggia Putri
Desainer Sampul: Satrio Abe
Tebal: 183 halaman
ISBN: 978-602-7596-94-8
Penerbit: Esensi
Blurb
Laudy menyimpan perasaan cinta terhadap Oliver. Persahabatannya dengan Sofia, teman sekelasnya yang cantik dan juga menyimpan perasaan kepada Oliver, tidak menggoyahkan perasaannya. Laudy tetap berharap Oliver dapat mencintainya juga, namun harapannya menipis ketika komunikasi mereka terputus saat Oliver melanjutkan sekolah ke Kanada.
Selang beberapa tahun kemudian, Laudy bertemu Andre yang ingin membuat film berdasarkan novel karangan Laudy. Andre mengisi hari-hari Laudy dan memberikannya harapan akan kesempatan dan cinta yang baru.
Namun ketika Andre menarik diri dan Laudy bertemu kembali dengan Oliver di Vancouver, apa yang harus Laudy lakukan? Bahkan setelah Laudy mengetahui penyebab Andre terpaksa memutuskan untuk menjauh darinya, mampukah ia menentukan pilihan antara kenangan masa sekolah dan harapan baru yang terancam sirna?
Alur Cerita
Cerita diawali dari masa SMA Laudy Meilucky, seorang gadis pemalu, pendiam dan melankolis, yang menyimpan rasa suka terhadap Oliver. Sedangkan, ada Sofia, sahabatnya, yang juga mengaku suka pada Oliver. Jadilah Laudy hanya bisa menyimpan rasa suka itu sendiri dalam hatinya.
Hingga kemudian, Oliver harus melanjutkan studi ke Vancouver. Laudy sedih harus berpisah dari Oliver, dan juga Sofia, yang juga melanjutkan studi ke Amsterdam.
Tahun berlalu.
Laudy tiba-tiba sudah menjadi seorang penulis novel best seller. Adalah Andre, seorang sutradara film muda ingin mem-film-kan novel Laudy. Maka kemudian mereka makin dekat. Andre adalah kakak Sofia. Tapi ternyata, Andre sudah punya tunangan. Jasmine, yang pernah membentak ibu Laudy di bandara Jerman beberapa tahun yang lalu.
Whatta surprise. Hmmm…
Akhirnya novel Laudy memang difilmkan, dengan Laudy sebagai aktris pemeran utamanya. Mereka syuting di mana? Ada yang bisa nebak?
Tepat sekali. Vancouver.
Dan, di Vancouver Laudy ketemu lagi dengan siapa? Ada yang bisa nebak?
Tepat sekali. Oliver.
Tapi, tak berhenti di situ. Andre memang menaruh hati pada Laudy, tapi akhirnya harus menarik diri. Dan menjauh dari Laudy.
Mengapa? Yang pasti bukan karena Jasmine.
Baca sendiri 😉
Review
Novel ini adalah novel pertama Putri Sarah Olivia. Tadinya saya nggak menaruh perhatian terlalu banyak pada cover. Tapi setelah membaca makin ke belakang, saya akhirnya tahu mengapa daun maple begitu pentingnya sampai-sampai dijadikan gambar cover.
Laudy ini penyuka daun maple. Makanya dia juga menjadikan Kanada, yang lambang negaranya adalah daun maple, sebagai negara impiannya. Meski ngakunya sih lebih baik berlibur ke Eropa. Tapi, itu ada alasannya sih. Baca sendiri aja alasannya. Saya nggak akan bahas itu. Tapi saya tertarik dengan pesan ‘maple’ yang disiratkan dalam novel ini. Juga mengenai ‘antosianin’ yang menjadi judul novel ini. Semuanya akhirnya memang terjawab di menjelang bagian akhir dari novel ini. Not bad. Lumayan suka filosofinya.
Novel ini bisa dibilang bergenre young adult, tapi ya ada teen-nya dikit sih di awal, karena cerita dimulai saat Laudy masih SMA. Ceritanya sih ya gitu deh, anak-anak muda. Naksir-naksiran, biasalah. Yang membuatnya beda, adalah pemikiran Laudy yang dewasa banget.
Kalau boleh jujur, dewasa ini aku banyak belajar tentang kehidupan. Menjadi seseorang yang kucita-citakan ternyata tidak semudah yang kubayangkan. Aku akan menghadapi banyak tantangan dan yang terbesar datang dari perasaanku sendiri. (hal. 15)
Seorang anak SMA ngomongnya dewasa banget ya? 🙂
Kalau kamu baca novel ini, nggak perlu kaget karena akan ada beberapa tokoh dengan tiba-tiba masuk ke dalam cerita. Demi, lalu Calvin Setiawan, ayah Laudy, yang tiba-tiba dihadirkan lagi oleh Andre.
Buat kamu yang merasa agak kesulitan mengerti English, yang berikut ini bisa jadi catatan. Dialog dalam novel ini bisa dibilang 60% terdiri atas dialog dalam bahasa Inggris, tanpa catatan kaki dan dalam percakapan utuh. Jadi bukan hanya sepotong-sepotong kalimat yang kemudian dijalin dengan kalimat berbahasa Indonesia yang bisa menjelaskan kalimat berbahasa Inggris tadi bagi pembaca. Saya sebenarnya tidak kesulitan dengan dialog-dialog ini. Begitupun buat yang terbiasa mmbaca karya-karyanya Lala Purwono, atau Ika Natassa. Tapi yang enggak, ya barangkali harus menyiapkan Google Translate sembari baca novel ini. Hahaha.
Tapi, alih-alih, saya juga dibahagiakan karena kalimat-kalimat puitis yang bertebaran di sepanjang novel. Indah, dan sarat makna.
Ia hanyalah tanah yang berani mencintai dalam diam, menemui dalam penantian, dan mengagumi dalam kesendirian. Ia sangat takut menyadari bahwa hujan bahkan tak peduli. (hal. 31)
Catching up with those we love the most might be the best part of sweet things in life. (hal. 65)
Aku pernah bermimpi, andaikan aku yang tumbuh bersamamu, berada di dekatmu, tua dan mati bersamamu. Setidaknya aku bisa memberi banyak hal selain mengagumimu dari tempat terendah. (hal. 97)
Meninggalkan dan memberimu kesempatan untuk membuatmu sadar bahwa kau bisa hidup tanpaku bukan bagian dari rencanaku. Aku belum pernah takut kehilangan seseorang sampai aku bertemu denganmu. Suatu hari kau akan menyadari betapa kau berarti untukku dan aku untukmu. (hal. 144)
Ya, buat yang butuh mengistirahatkan pikiran, dan pengin jalan-jalan ke Kanada secara imajinatif sembari menikmati jalinan kalimat romantis nan puitis, novel ini bisa banget kamu jadikan teman 🙂
Kamu bisa mendapatkan novel ini di sini.