Judul: Divergent
Penulis: Veronica Roth
Penerbit: Mizan Fantasi
Penerjemah: Anggun Prameswari
Penyunting: Esti Budihabsari
Proofreader: Emi Kusmiati
Tebal: 543 halaman
ISBN: 978-979-433-809-4
Blurb
Di dunia masa depan, manusia dipisah-pisahkan oleh berbagai faksi bergantung pada kecenderungan sifat alamiah mereka.
Tris Prior adalah seorang Divergent. Dia tak cocok dengan faksi apa pun yang ada di masyarakat.
Ketika dia menemukan ada konspirasi untuk memusnahkan semua Divergent, Tris harus mengungkap mengapa menjadi Divergent dianggap berbahaya, sebelum semuanya terlambat.
Alur Cerita
Tersebutlah Beatrice Prior, anak kedua pejabat faksi Abnegation, sudah berusia 16 tahun dan sudah waktunya untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Begitupun dengan Caleb, yang usianya nggak terpaut telalu jauh deh. Pokoknya tahun ini mereka berdua bisa mulai memilih, faksi mana yang akan mereka ikuti. Tentu saja, kalau dari pihak keluarga sih,maunya mereka berdua ya nggak meninggalkan faksi lama mereka, Abnegation.
Pada masa itu ada 5 faksi yang terdapat di tengah masyarakat: Abnegation, yang tak kenal pamrih, mendahulukan kepentingan orang lain, identik dengan warna abu-abu, dan karakter-karakter lain yang seharusnya membuat mereka menjadi sosok-sosok yang humble dan pantas menduduki tampuk kepemimpinan dalam strata masyarakat, ada Erudite, faksi para ilmuwan, identik dengan warna biru, terdiri atas orang-orang kutu buku dan pinter-pinter; Candor, faksinya orang-orang jujur dan mengharamkan kebohongan, identik dengan warna putih; ada Dauntless, faksi orang-orang pemberani, nggak kenal takut, nekat, identik dengan warna hitam; dan Amity, faksi orang-orang yang cinta damai, identik dengan warna orange, yang tinggal di pinggir kota dengan bercocok tanam.
Saat hari pemilihan tiba, anak-anak muda yang berusia 16 tahun akan memilih faksi mana yang cocok dan mereka minati. Sebelum memilih, mereka akan mengikuti simulasi dulu, semacam psikotes gitu deh. Saat itulah ketahuan bahwa Tris adalah seorang Divergent.
Divergent adalah para manusia yang tidak punya kecenderungan ke faksi mana pun. Dia bisa seberani Dauntliess sekaligus tanpa pamrih seorang Abnegation, jujur selayaknya Candor sekaligus. Bagi masyarakat itu, manusia demikian adalah ancaman karena dipandang sebagai orang yang tak bisa dikendalikan dan ini akan membahayakan.
Saat pemilihan, Tris akhirnya memilih Dauntless sebagai faksi barunya. Dan kemudian, kisahnya bergulir seputar perjuangan Tris untuk bisa diterima sepenuhnya di faksi Dauntless.
Di sana, dia bertemu dengan Four, yang merupakan mentornya. Seperti bisa diduga, keduanya akhirnya dekat meski susah juga sih. Dan ternyata ada rahasia besar yang disimpan oleh Four mengenai masa lalunya.
Singkat cerita, setelah melalui berbagai pelatihan, tes dan ujian hingga berdarah-darah, Tris berhasil menjadi anggota Dauntless. Saat itulah ternyata terjadi revolusi, Erudite dibantu oleh Dauntless, melawan Abnegation. Sekaligus, perburuan terhadap para Divergent.
Selamatkah Tris?
Review
Well, it’s felt like centuries since I wrote my last review in this blog hm? 😀 Nggak tahu kenapa sih, saya benar-benar lagi musuhan sama buku. Susah banget menuntaskannya, pun kemudian menulis review-nya. Pengin deh, aktif lagi kayak setahun yang lalu.
Tapi ya, sudahlah.
Buku ini sudah lama saya rampungkan. Meski makan waktu lumayan lama. Pun ngereview-nya, ditunda mulu. Barangkali ada yang sudah nonton filmnya ya. Saya tertarik seri ini juga gara-gara nonton filmnya lebih dulu. Dan, nggak tahu yang lain, tapi saya suka filmnya. Jadilah saya penasaran sama bukunya.
Ceritanya, secara garis besar sih, sama kok sama filmnya. Lucunya, motivasi saya membaca buku ini, selain karena tertarik sama ceritanya sendiri, adalah pengin cari perbedaan antara film dan bukunya 😀
Perbedaan yang paling mencolok adalah, seharusnya Tris ini berpostur kecil kurus, lebih kecil ketimbang Christina, sahabatnya. Di film, tahu dong postur si Shailene Woodley? 😆 Tinggi dan cukup berisi kalau saya bilang 😀 Si Christina di filmnya justru mungil imut 😆 Ini sebenernya sih kayak si Reza Rahadian yang meranin Habibie ya. Reza kan tinggi, sedangkan seharusnya Habibie pendek dan you know, bulet #eh. Ini sama sih, bayangan yang terbangun dalam benak saya mengenai Tris dalam buku ini.
Untuk adegannya, ada beberapa perbedaan juga. Salah satunya saat adegan perebutan bendera di film dan kemudian diakhiri dengan Tris yang melakukan semacam flying fox itu, di bukunya seharusnya adalah dua adegan yang berbeda.
Ya gitu deh. Ada beberapa yang memang dijadikan satu, ada yang dihilangkan. Namanya juga musti mencukupkan dalam durasi film yang memang terbatas sih ya.
Tapi seru.
Karakter masing-masing faksi dalam bukunya lebih kuat. Begitupun karakter orang-orangnya. Saya dengan bebas membangun sendiri sosok-sosok Tris, Christina, Four, Will, Al, Peter, Molly, Jeanine dan seterusnya itu sesuai dengan imajinasi yang di-clue-kan oleh Veronica Roth.
Overall
Saya terhibur sih dengan buku ini. Suka-lah pada intinya. Duh, ya gini ini yah, ngereviewnya udah lewat lama, jadi feelnya jadi susah 😀 Liat aja fotonya. Bukunya udah sampe lecek gitu 😆
Rating
Empat bintang, because I enjoyed it so much 🙂