Judul: Marry Me, Olivia!
Penulis: Gunan Ariani
Editor: Herlina P. Dewi & Mutiara Arum
Proof Reader: Mutiara Arum
Desain Cover: Teguh Santosa
Layout Isi: Arya Zendy
Tebal: 228 halaman
ISBN: 978-602-6648-13-6
Penerbit: Stiletto Book
Blurb
“Ya udah,”
“Ya udah apa?”
“Kita nikah.”
Olivia terdiam beberapa saat. Ia masih bisa mendengar dengan jelas seorang pria sudah melamarnya, lebih tepatnya mengajaknya menikah, lebih tepatnya lagi, pria itu adalah Christian, sahabatnya.
Olivia pikir, ini harusnya momen yang lucu. Come on! Ini Christian, sahabatnya. Yang dilakukan Olivia harusnya memukul lengan Christian dan mereka tertawa bersama atas apa yang dikatakan Christian. Namun, ia justru tidak bisa mengatakan apa pun. Christian pun tidak pernah menyangka bisa seberani itu mengajak Olivia menikah. Dan ketika mengingat bagaimana wajah Olivia memandangnya, Christian ingin kembali menarik perkataannya. Tapi ia tidak bisa.
“Ada beberapa hal yang lebih baik dibiarkan terjadi tanpa perlu kita tahu gimana akhirnya nanti, salah satunya … cinta.”
Namun, ternyata, dugaan mereka salah. Banyak sekali hal terjadi di luar bayangan Olivia dan Christian. Belum lagi, tantangan untuk menumbuhkan cinta dalam hubungan mereka. Berhasilkah?
Alur cerita
Jadi si Olivia, atau Oliv atau Pia ini, bersahabat sejak kecil sama Christian, atau Iyan. Mereka tetanggaan, lalu sekolah pun juga bareng-bareng dan sekelas.
Saat menginjak bangku SMA, Christian ini lama kelamaan merasa makin suka sama Olivia yang tumbuh jadi gadis yang cantik, periang, polos, kadang naif sampai gemesin. Berhubung si Oliv ini jadi seorang popular girl di sekolah, Christian pun nggak bisa juga menyampaikan rasa sukanya ke Oliv. Apalagi Olivnya sendiri juga bener-bener menganggap Iyan sebagai sahabat, yang nggak akan mungkin sayang sama sahabatnya sendiri.
Christian ini lantas melanjutkan kuliah di New York, jadi arsitek. (Sampai sini, eikeh bener-bener yakin. Kerjaan arsitek itu memang tampak wah dan enak ya. Padahal … wkwkwkwk …) Olivia pun masih kontek-kontekan sama Iyan. Di New York, Christian ini bermetamorfosis, badannya yang kurus sekarang sudah berisi. Masih pakai kacamata sih, tapi yaaa … pokoknya singkat kata, jadi lebih gantenglah. Lebih seksi.
Selesai kuliah, Iyan balik ke Indonesia, dan pastinya nyambung persahabatan lagi sama Oliv. Melalui suatu peristiwa, Olivia sama Iyan ini mabuk. Lalu tidurlah mereka berdua sekamar.
Tapi, mereka literally cuma tidur berdua. Nggak ngapa-ngapain.
Nah, masalahnya, orang tua masing-masing mergokin. Pada dasarnya, kayaknya emang udah cocok satu sama lain, maka dinikahkanlah itu Oliv dan Iyan.
Oliv sampai dengan separuh novel lebih masih canggung sama Iyan. Sedangkan, Iyan sendiri (yang udah cinta banget sama Oliv) berusaha membuat Oliv nyaman.
Masalah datang, ketika cinta pertama Oliv, Rian–yang sepupu Christian, balik ke Indonesia dari Sydney. Oliv pun akhirnya jadi sering sama-sama Rian, karena di samping kayaknya Oliv masih suka sama Rian, Oliv pun bisnis bareng juga.
Nah, gimana dengan Christian?
Iyalah, cemburu.
Lalu konflik pun mbulet.
Review
Akhir tahun 2016 yang lalu, Stiletto Book ngadain lomba novel. Yang ikutan buanyak! Ada 200an naskah yang masuk deh pokoknya. Sebenarnya, pada awalnya, yang akan diterbitkan sih cuma si juara satu doang.
Ternyata, setelah dipikirkan masak-masak, juara 2 dan 3 juga akan diterbikan secara mayor. Beugh. Hebat! Nah, novel Marry Me, Olivia! ini adalah juara ketiganya.
So, bisa dibayangkan, bagaimana beratnya perjuangan Olivia Gunan bersaing dengan ratusan novel lain, yes?
Kalau kamu sudah baca novel pertama Gunan, This Guy is Mine, kamu akan mendapatkan feel yang sama dalam novel Marry Me, Olivia! ini. Yang pasti, yang langsung saya tangkap, dua-duanya ada adegan mabuknya. Hahaha. Lalu tidur bareng, tapi ya literally tidur bareng sih. Iya, dua-duanya. Tapi merembetnya konflik tetap beda.
Hal kedua yang saya tangkep berikutnya adalah banyak adegan ciuman 😆 Dan, ciumannya ini cukup bikin chemistry kedua tokoh makin kuat deh. Nggak sembarangan emang. Dugaanku, Gunan cukup banyak baca seri Harlequin kali ya. Wakakakak. Bisa banget bikin ser-seran di beberapa tempat.
Premisnya cukup simpel sebenernya, sahabat jadi cinta. Kayak lagunya siapa gitu.
Tapi dalam perjalanan konflik, hingga penyelesaian masalah, nampak banget kedewasaan Gunan tercermin dalam novel ini. Pun, Gunan dengan cerdas menyematkan berbagai selipan jokes yang cukup mencuri perhatian di sana sini. Apalagi dengan kepolosan Olivia. Duh Dek. *sodorin Harlequin* Polos amat jadi anak.
Endingnya pun smooth, nggak terkesan terburu-buru tapi juga nggak dilama-lamain. Menurut saya sih, pas, sesuai porsi. Pun endingnya nakal, jadi pinter banget dah Gunan mempermainkan perasaan. Halah.
Kentang bo’! Ayo, terusin! 😆 wakakaakk.
*ngomong opo toh*
Ini adalah novel yang sudah jelas banget endingnya kayak apa, dan jadi spoiler sejak awal. Tapi proses perjalanannya yang worth banget diikuti.
Kekurangannya–ehem–justru pada printilan tanda baca. Rada kelilipan juga di awal, tapi karena ceritanya bikin penasaran, ya sudah. Akhirnya mata ini menyesuaikan diri juga. Hehehe. Bablas, sampai halaman terakhir dengan selamat.
Rating
3.5 dari 5 bintang yang saya punya.