Title: Fifty Shades Darker
Author: EL James
Cover design: Sqicedragon and Megan Wilson
Cover photograph: Petar Djordjevic
ISBN: 9780385543910
Published by Vintage Books
Blurb (Ana Steele Version)
Daunted by the singular sexual tastes and dark secrets of the beautiful, tormented young entrepreneur Christian Grey, Anastasia Steele has broken off their relationship to start a new career with a Seattle publishing house.
But desire for Christian still dominates her every waking thought, and when he proposes a new arrangement, Anastasia cannot resist. They rekindle their searing sensual affair, and Anastasia learns more about the harrowing past of her damaged, driven, and demanding Fifty Shades.
While Christian wrestles with his inner demons, Anastasia must confront her anger and envy of the women who came before her and make the most important decision of her life.
Erotic, sparkling and suspenseful,Β Fifty Shades DarkerΒ is the irresistibly addictive second part of the Fifty Shades trilogy.
Alur Cerita
Setelah Ana Steele meninggalkan Christian gara-gara punishment terakhir, secara singkat cerita, Christian akhirnya nyadar, bahwa dia nggak bisa kalau nggak hidup bareng Ana.
Maka, jadilah Christian mengajak Ana untuk bernegosiasi ulang. Namun kali ini, Ana minta kejujuran dari Christian. Selain itu, Ana juga minta Christian untuk bercerita lebih lengkap tentang masa lalunya.
Christian memang akhirnya berterus terang sama Ana tentang masa kecilnya yang suram. Di sini saya dapat jawaban, siapa laki-laki yang terus menerus datang di mimpi Christian, dan kenapa dada dan punggungnya ada luka-luka bekas kayak sundutan rokok.
Memang sih, ceritanya Christian nggak langsung dalam satu scene, tapi diceritakan di sepanjang novel. Hingga akhirnya Christian juga mengakui, kenapa dia suka sama cewek brunette, dengan sosok yang persis kayak Ana Steele itu.
Sementara, Ana berusaha meniti kariernya sendiri sebagai seorang asisten editor fiksi suatu penerbitan. Ndilalah, bosnya itu suka bermasalah juga sama perempuan. Ana juga sempat berkonflik dengan beberapa mantan Christian, yaitu Elena Lincoln dan Leila Williams.
Leila Williams adalah salah seorang mantan submissive-nya Christian. Dia tiba-tiba saja dateng gitu ke apartemen, langsung masuk (karena dia punya kuncinya), dan berusaha bunuh diri di depan Mrs. Jones. Mrs. Jones yang shocked membawanya ke RS, padahal saat itu Christian lagi di Georgia sama Ana. Christian langsung balik saat itu juga, lalu maksudnya sih mau nyusul Leila di RS. Ternyata, Leila udah kabur.
Kaburnya Leila ini bikin Christian insecure, karena Leila diduga punya senjata api. Makanya dia pun memperketat pengamanan, termasuk untuk Ana.
Sedangkan Elena Lincoln, yang tadinya hanya semacam jadi teman curhat Christian, akhirnya mau nggak mau ya ikut nggangguin. Kayak cemburu, padahal dia sudah punya pet sendiri, Isaac.
Tapi, akhirnya Elena ini harus berhadapan dengan Grace, ibu Christian, yang benar-benar ngamuk setelah tahu kalau anaknya “digarap” sama Elena sejak usia 15 tahun.
Endingnya saya kira (awas spoiler!) bukan pada letak lamaran Christian ke Ana, tetapi pada Ana yang akhirnya berani mencoba kinky fuckery lagi, meski pelan-pelan saja. Haha. Pfffft.
Moral of the story: mau alim kek apa pun, perempuan itu tetap butuh variasi, broh. #ehgimana
Review
Baiklah, setelah pada review untuk buku pertama seri Fifty Shades ini saya kebingungan gimana mau nulisinnya, sekarang saya akan coba untuk mereview sesuai standar format yang biasa saya lakukan.
So, saya memang baca yang versi As Told By Christian Grey untuk Fifty Shades Darker ini. Jadi, mungkin point of view-nya agak berbeda ya.
Menurut saya, seri kedua ini lebih kaya.
Selain konflik batin Christian sendiri, lalu tentang hubungannya dengan Ana, di sepanjang novel ini juga hadir tokoh-tokoh lain yang di novel seri pertama hanya sekadar lewat.
Elena Lincoln, atau Mrs. Robinson, mulai benar-benar terlibat secara langsung, lalu ada Leila Williams, dan beberapa kali Christian menyebut nama-nama mantannya. Lalu Jose Rodriguez juga lebih banyak terlibat. Belum lagi, ada juga bosnya Ana, Jack Hyde, yang suka melecehkan perempuan. Mia juga lebih jitak-able π Pun Elliot.
Kalau di versi As Told by Christian ini, permasalahan kerjaan Christian pun lebih kompleks diceritakan ketimbang yang pertama. Soal dia mengakuisisi kantor tempat kerja Ana, terus urusannya soal pengiriman makanan ke Afrika, juga kerja samanya sama bapaknya Kate Kavanagh. Hingga saat-saat Christian sama Ros kecelakaan heli dan harus crash di suatu tempat.
Di buku kedua ini, Christian lebih nampak manusiawi. Dan semua yang dilakukannya itu ada alasannya masing-masing. Eh, nggak cuma Christian sih yang digambarkan lebih manusiawi. Bahkan Mrs. Jones, housekeepernya, juga Taylor digambarkan manusia yang (ternyata) beremosi juga di sini.
Saya kira ini adalah usaha EL James untuk menunjukkan pengaruh Ana ternyata cukup kuat saat ia masuk ke hidup Christian. Kayak misal, Taylor yang tadinya sekadar centeng dan supir, tiba-tiba saja bisa flirting juga sama Ana (yang lantas bikin Christian kesel). Oh, ternyata Taylor bisa joking juga ya? Hahaha.
Lalu, Mrs. Jones yang dengan senang hati menyiapkan bekal makan siang Ana, yang … I don’t know … semacam Ana ini bisa menyentuh orang-orang aja gitu.
Tapi melalui kacamata Christian juga saya akhirnya yakin betul, Ana ini ababil pisan π Tapi, jujur, saya SUKA sarkasme Ana π Ya ampun. Kayak semacam, gue kalau jawab Christian kayaknya bakalan jawab gitu juga sih. π Ngekek saya mah.
Pantesan, Christian menyebutnya sebagai “Smart Mouth”.
So, ada sedikit ketegangan atau suspense dihadirkan di seri kedua ini, terutama pas Leila masih gentayangan ke mana-mana sambil bawa senjata. Lalu ada nyinggung soal sexual harrassment di lingkungan kerja, juga soal child abusing, maka nggak salah kan kalau saya bilang, seri kedua ini lebih kaya dan punya visi serta misi ketimbang yang pertama.
Anyway, kayaknya saya mencatat masih ada satu misteri yang harus dipecahkan lagi nih, yaitu soal Carrick dan Grace, orang tua angkat Christian. Karena sempat kayak dibaca sama Christian gitu body language-nya pas mereka lagi ngobrol berdua soal Elena.
Well, kesimpulan. Christian ini memang gape banget “membaca” body language dan gestur tubuh orang. Kayaknya agak langka laki-laki tipe begini mah. Yang bisa membaca situasi.
Sedangkan Ana ngerti banget memang gimana caranya handle Christian. Meski digambarkan innocent, Ana ini sebenarnya nggak innocent-innocent amat dah. Kayak sengaja gitu melawan Christian supaya kena “hukuman”. π Yeah, I know you, Ana, karena kayaknya saya pun akan gitu juga sih kalau sama Christian π
Rating
3.5 dari 5 bintang yang saya punya